Minggu, Mei 31, 2009

Mencintai TANPA SYARAT

Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko
Pratomo, Direktur Fortis Asset Management yg
sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan
Investment, beliau juga sangat sukses dlm
memajukan industri Reksadana di Indonesia .

Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar
sekali. Silahkan baca dan dihayati.

*MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT* - - -
sebuah perenungan

Buat para suami baca ya..... istri & calon
istri juga boleh....

Dilihat dari usianya beliau sudah t id ak muda
lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah
mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun
kesehariannya diisi dengan merawat istrinya
yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka
menikah sudah lebih dari 32 tahun.

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal
cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan
anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak
bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun,
menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya
menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang,
lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan,
membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat
istrinya keatas tempat tidur. Sebelum
berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan
TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia
selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah
tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh
dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang
untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya
dia pulang memandikan istrinya, mengganti
pakaian dan selepas maghrib dia temani
istrinya nonton televisi sambil menceritakan
apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi
tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup
senang bahkan dia selalu menggoda istrinya
setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih
kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat
istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka,

sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno
berkumpul dirumah orang tua mereka sambil
menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka
menikah sudah tinggal dengan keluarga

masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka
dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu
semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung
berkata " Pak kami ingin sekali merawat ibu
semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu,
tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir
bapak........ ..bahkan bapak tidak ijinkan
kami menjaga ibu" . dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya
"sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan
bapak menikah lagi,kami rasa ibupun akan
mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua
bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah
tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan
merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak
diduga anak2 mereka.

"Anak2ku......... Jikalau perkawinan & hidup
didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak
akan menikah..... .tapi ketahuilah dengan
adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih
dari cukup, dia telah melahirkan kalian..
sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg
selalu kurindukan hadir didunia ini dengan
penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai
dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah
dia menginginkan keadaanya seperti Ini.

Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah
bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu
dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan
bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat
oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg
masih sakit."

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno
merekapun melihat butiran2 kecil jatuh
dipelupuk mata ibu Suyatno.. dengan pilu
ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya
itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang
oleh salah satu stasiun TV swasta untuk
menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan
pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu
bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg
sudah tidak bisa apa2..

disaat itulah

meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di
studio kebanyakan kaum perempuan pun tidak
sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno
bercerita.

"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah
cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau
memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran,
perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih
istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan
sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat
saya mencintai saya dengan hati dan bathinnya
bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4
orang anak yg lucu2..

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk
cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian
bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen
untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum
tentu saya mencari penggantinya apalagi dia
sakit,,,"


BILA ANDA MERASA BAHAN RENUNGAN INI SANGAT BERMANFAAT BAGI ANDA DAN BAGI ORANG LAIN, MOHON KIRIM EMAIL INI KE TEMAN, FAMILY DAN KERABAT ANDA LAINNYA SEMOGA BERMANFAAT VERY TOUCHING..................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar