Selasa, Oktober 27, 2009

Kebutuhan

Kebutuhan
By: agussyafii

Ada seorang marketing dealer sepeda motor yang sedang mencoba merayu seorang peternak sapi perah agar mau membeli sepeda motornya. peternak sapi itu menolak tawaran sang marketing dealer sepeda motor.

'Maaf Mas, daripada saya membeli sepeda motor lebih baik saya membeli sapi perah aja. kata peternak sapi.'

'Tapi pak, sebentar lagi mau lebaran lo pak. bapak akan terlihat aneh jika bepergian kemana-mana naik seekor sapi.' rayu marketing.

'Mas ini bagaimana sih? apa saya tidak lebih aneh lagi jika orang melihat saya memerah sebuah sepeda motor?' jawab bapak peternak sapi.

Begitulah kita dalam hidup. Tidak mungkin bila kita membutuhkan sapi perah, kita diberikan oleh Sang Khaliq sepeda motor. Apa ya mungkin kita memerah sebuah sepeda motor? jawabnya jelas tidak mungkin. Alloh SWT senantiasa mengabulkan doa2 hamba-hambaNya sesuai dengan yang dibutuhkannya.Sementara Kita hanyalah memerlukan apa saja yang menjadi kebutuhan kita. Alloh SWT senantiasa memberikan apa yang kita butuhkan justru datangnya dari yang tidak kita sangka dan kita tidak duga. 'jangan menyerah' seperti syair lagu D'Massiv. Syukuri apa yg ada. hidup adalah anugerah. tetap jalani hidup ini. melakukan yg terbaik.'

--Barangsiapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Alloh melaksanakan urusan (yang dikehendaki) -Nya. Sesungguhnya Alloh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At Thalaq [65]: 2).Wassalam,Agussyafii

TendaSemangat

Tengoklah ke dalam by agus syafii

Tengoklah Ke Dalam

By: agus syafii, from milis

Setelah sekian lama hidup berkeluarga suami istri dihadapkan kepada masalah. Suaminya mengira masalah kehidupan rumah tangganya terletak pada istrinya. Sang suami mengira bahwa istrinya tuli.

Akhirnya suami pergi berkonsultasi kepada seorang dokter.

Dokter menyarankan ketika dirumah agar memanggil istrinya dalam jarak empat meter.
'Nanti kalo istri saya tidak menjawab, apa dia benar-benar tuli, dok?' tanya sang suami.
'oo..belum tentu..kalo jarak empat meter tidak menjawab, cobalah mendekat dengan jarak dua meter,' jawab dokter.
'Kalo masih tidak menjawab dok?" tanya lagi sang suami.'
Panggillah yang lebih dekat lagi, kalo masih tidak menjawab berarti istri anda tuli.' kata dokter.

Begitu sampai di rumah sang suami melihat istrinya sedang menyirami bunga di halaman rumahnya. Dari jarak empat meter suaminya menyapa, 'Hai, sayang sedang ngapain?'

Pertanyaannya tidak dijawab, suaminya jadi khawatir, istrinya benar-benar tuli. Kemudian suaminya mendekat dengan jarak dua meter memanggil istrinya. 'Sayang, bunganya indah sekali ya..'

Ternyata masih juga tidak mendengar jawaban istrinya. Dengan gagahnya suaminya berdiri mendekat disamping istrinya yang sedang menyiram bunga dan mengatakan dengan suara keras,

'Sayang, Sibuk ya? Lagi ngapain sih?',

Sang istri menoleh dengan wajah memerah menahan amarah dan mengatakan kepada suaminya. 'Kamu ini ada apa sih? sudah tiga kali aku bilang, sedang menyirami bunga, masih aja bertanya.'

Begitulah kita, seringkali kita beranggapan orang lain yang salah. Padahal sebenarnya kesalahan itu ada pada diri kita sendiri, terkadang kita tidak menyadari bahwa kesalahan itu terletak pada diri kita sendiri. Seperti lagu Ebiet G Ade, 'Tengoklah ke dalam sebelum bicara, singgirkan debu yang masih melekat.'

Prinsip 90/10 ala Stephen Covey, sangat simple menjelaskan dalam membantu kita menghadapi masalah. kita tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri kita.

Contohnya, kita tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan hal ini akan membuang seluruh schedule. Kemacetan telah menghambat seluruh rencana kita. Kita tidak dapat mengontrol kondisi 10 persen ini tetapi kita dapat mengontrol yang 90% . Yaitu cara kita bereaksi. Kita tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi kita dapat mengontrol reaksi kita. Itulah makna tengoklah ke dalam berarti bereaksi secara positif dalam menyikapi setiap masalah.

TendaSemangat

Kentang

Suatu ketika, ada seorang guru yang meminta murid-muridnyauntuk membawa satu kantung plastik bening ke sekolah. Lalu, ia memintasetiap anak untuk memasukkan beberapa kentang di dalamnya. Setiap anak,diminta untuk memasukkan sebuah kentang, untuk setiap orang yang tak maumereka maafkan.

Mereka diminta untuk menuliskan nama orang itu, danmencantumkan tanggal di dalamnya. Ada beberapa anak yang memiliki kantungyang ringan, walau banyak juga yang memiliki plastik kelebihan beban.

Mereka diminta untuk membawa kantung bening itu siang danmalam. Kemana saja, harus mereka bawa, selama satu minggu penuh. Kantungitu, harus ada di sisi mereka kala tidur, di letakkan di meja saat belajar,dan ditenteng saat berjalan.

Lama-kelamaan kondisi kentang itu makin tak menentu. Banyakdari kentang itu yang membusuk dan mengeluarkan bau yang tak sedap. Hampirsemua anak mengeluh dengan pekerjaan ini. Akhirnya, waktu satu minggu ituselesai.

Dan semua anak, agaknya banyak yang memilih untuk membuangnya daripada menyimpannya terus menerus.

pekerjaan ini, setidaknya, memberikan hikmah spiritualyang besar sekali buat anak-anak. Suka-duka saat membawa-bawa kantungyang berat, akan menjelaskan pada mereka, bahwa, membawa bebanitu,sesungguhnya sangat tidak menyenangkan. Memaafkan, sebenarnya, adalahpekerjaan yang lebih mudah, daripada membawa semua beban itu kemana sajakita melangkah.

Ini adalah sebuah perumpamaan yang baik tentang harga yangharus kita bayar untuk sebuah kepahitan yang kita simpan, dandendam yang kita genggam terus menerus. Getir, berat, danmeruapkan aroma yang tak sedap,bisa jadi, itulah nilai yang akan kitadapatkan saat memendam amarah dan kebencian.

Sering kita berpikir, memaafkan adalah hadiah bagi orang yangkita beri maaf. Namun, kita harus kembali belajar, bahwa,pemberian itu, adalah juga hadiah buat diri kita sendiri. Hadiah, untuksebuah kebebasan.

Kebebasan dari rasa tertekan, rasa dendam, rasa amarah, dankedengkian hati.

dari milis cetivasi

TendaSemangat

Rabu, Oktober 07, 2009

Bussy daddy

Seorang ayahnya yang super sibuk,
yang bekerja setiap hari dengan waktu yang sangat padat.
Sehingga demikian sibuknya,
dia tidak punya waktu untuk berkumpul dengan keluarganya.

Pada satu hari,
sang ayah dikunjungi oleh sang anak di ruang kerjanya.
Sang anak memperhatikan sang ayah bekerja; mengetik di komputer, menulis di buku dan sebagainya.
Tapi sang ayah tetap fokus dengan pekerjaannya atau mungkin tidak menyadari kehadiran sang anak.
Melihat kesibukan ayahnya, maka sang anak bertanya kepada sang ayah.
Anak: "Ayah, sedang ngapaian?"
Ayah: "Ayah sedang membuat dafar orang penting yang ingin ayah kunjungi hari ini"
Anak: "Apakah nama saya ada dalam daftar ayah?"
TendaSemangat

Cinta Membawa Kesuksesan dan Kekayaan

Suatu ketika,
ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah,dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.

Wanita itu berkata: “Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut.”

Pria berjanggut itu lalu balik bertanya,“Apakah suamimu sudah pulang?”
Wanita itu menjawab,“Belum, dia sedang keluar.”
“Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali", kata pria itu.

Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya,
“Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini.”

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.
“Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama” , kata pria itu hampir bersamaan.
“Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.”

Salah seorang pria itu berkata, “Nama dia Kekayaan,” katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya,
"dan sedangkan yang ini bernama Kesuksesan,” sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.
”Sedangkan aku sendiri bernama Cinta.

Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu.”
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar.Suaminya pun merasa heran.
“Ohho…menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan.”

Istrinya tak setuju dengan pilihan itu.
Ia bertanya, “sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita.”
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. “Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta.”

Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka.
“Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam.Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.”
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu.
“Siapa diantara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini.”Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah.

Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta.

Karena merasa ganjil,wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan.
“Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?”

Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan.“Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Dialah yang menjadi inspirasi kami dalam kehidupan ini. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini”…

TendaSemangat

Ceramah Sang Dosen

Seorang dosen sedang memberikan ceramah kepada mahasiswanya tentang manajemen stres.
Dia mengangkat segelas air dan bertanya pada para mahasiswa, “Seberapa beratkah segelas air ini menurut anda? “

Para mahasiswa menjawab berkisar antara 20gr ke 500gr.

“Bukan masalah berapa berat sebenarnya. Ini tergantung berapa lama anda memegang gelas ini. Jika saya memegang selama satu menit,mungkin tidak masalah. Jika saya mengangkatnya terus selama satu jam, saya akan merasakan sakit di tangan saya. Jika saya terus mengangkatnya selama satu hari, anda harus memanggil ambulans.Bebannya tetap dengan berat yang sama, tetapi semakin lama saya mengangkatnya, maka itu akan terasa semakin berat.”

“Jika kita membawa beban kita setiap saat, cepat atau lambat, kita tidak akan mampu membawanya lagi, dan beban kita akan menjadi semakin berat.”

“Apa yang perlu anda lakukan adalah meletakkan gelas ini untuk sementara waktu, anda istrahatkan tangan anda dan setelah itu anda boleh mengangkatnya kembali. ”

TendaSemangat

Isi dalam Ember

Seorang dosen berdiri di depan kelas dengan batu-batu dengan berbagai ukuran di atas mejanya. Saat memulai kuliahnya, sang dosen mengambil sebuah ember plastik kosong dengan diameter 20 cm dan tinggi 20 cm.

Lalu mengisi dengan batu yg hampir bulat dengan diameter 18 cm. Dan bertanya pada mahasiswanya, apakah ember ini sudah terisi penuh? Hampir serentak mahasiswanya menjawab bahwa ember sudah penuh.

Kemudian sang dosen mengambil batu-batu kerikil dan memasukkan ke dalam ember dan menggoyang-goyangkan ember tersebut, sehingga kerikil tadi mengisi sela-sela yg kosong dalam ember.

Mahasiswanya tertawa.

“Apakah sekarang embernya sudah penuh?”, tanya sang dosen.
Mahasiswanya setuju bahwa sekarang ember sudah penuh.

Dosen mengambil pasir dan memasukkan ke dalam ember dan mengoyang-goyangkannya hingga pasir itu mengisi sela-sela yg kosong dalam ember.
“Sekarang”, kata sang dosen,
“Ini adalah gambaran kehidupan kita”.

“Ember ini adalah bagaikan ruang dalam kehidupan, batu besar ini adalah hal-hal utama dalam kehidupan kita seperti keluarga, pasangan, kesehatan, atau apapun yang ketika kita kehilangan hal itu kita merasa ada yang hilang dari dalam diri kita.”

“Kerikil-kerikil ini adalah hal-hal penting yang menunjang faktor utama dalam kehidupan. Misalnya, pekerjaan, rumah, mobil atau yang lainnya.”

“Pasir adalah hal-hal kecil dalam hidup dimana ketika kita tidak mendapatkannya, hidup kita tetap bisa berjalan normal. Misalnya, kesenangan dan lain-lain.”

“Ketika kita mengisi ember ini dengan kerikil dan pasir lebih dulu, maka tidak lagi tempat untuk batu yang besar. Sama dengan kehidupan ini, ketika kita mengisi hidup ini dengan hal-hal yang kecil terlebih dahulu maka tidak ada lagi ruang dalam kehidupan kita untuk hal-hal yang sangat penting.”

“Jadi, tentukan prioritas dalam hidup Anda. Buatlah hal-hal utama dalam hidup Anda sebagai prioritas yang pertama. Dan gunakan lebih banyak waktu dan tenaga Anda untuk mengejar prioritas pertama ini. Sisanya adalah untuk mengerjakan hal-hal kecil.”

TendaSemangat

Pertanyaan Anak Unta

Percakapan seekor unta muda dengan induknya.

“Ibu, boleh aku bertanya sesuatu”, sang anak berkata.
“Ya, anakku apakah ada yang mengganggu pikiranmu?”, sang induk menjawab.
“Mengapa kita punya punuk, sementara gajah, rusa tidak?”, sang anak memandang induknya.
“Kita adalah binatang padang gurun, dan punuk ini digunakan untuk menyimpan air. Kita dikenal sebagai hewan yang dapat bertahan tanpa air”, induknya menjelaskan dengan sabar.

“Lalu mengapa kaki kita panjang dan bulat?”, anaknya bertanya lagi.
“Anakku, sudah jelas itu kita gunakan untuk dapat berjalan di padang pasir lebih baik dan lebih cepat dari pada yang lainnya”, induknya berusaha sabar terhadap anaknya.

“OK. Terus mengapa kita punya alis mata yang panjang?”, tanya anaknya lagi.
“Alis ini”, sambil menjilat alis mata anaknya, “kau gunakan untuk melindungi mata dari butiran pasir yang beterbangan di padang gurun”, sang induk mulai kewalahan dengan pertanyaan anaknya. Lalu menjelaskannya sekali lagi.

“Jadi, punuk ini digunakan untuk menyimpan air ketika kita di padang pasir, kaki ini untuk berjalan di atas pasir, dan alis mata ini untuk melindungi mata kita dari butiran pasir….”
“Satu pertanyaan lagi, ibu”, anaknya menyela kata-kata indukknya.
“Ya, anakku!”

“Lalu mengapa kita berada di kebun binatang ini? Apa yang kita lakukan disini? Untuk apa semua yang kita miliki ini, kalau kita tidak berada di padang gurun?”, anaknya menunggu jawaban dari induknya.

TendaSemangat